Sabtu, 20 Desember 2008

सरिता-सरिता इकुत पेलातिहन k3

Kok gak ada yang nanyain ya, kemana aja si Dina gak pernah keliatan di kantor seminggu ini :P Mungkin aku harus ganti strategi, nyulik laptop sekretariat! Kalo gitu baru deh bakal dicariin, laptopnya. :P Cian deh gw.

Dari Senin kemaren, hidup dalam karantina di suatu Hotel Gondangdia di daerah Cisarua bersama 18 rekan dari DIVRE 2. Hampir semuanya manager dari Bagian GS dan USAS DATEL se Jakarta. Satu orang manager dari BP DIVRE, pak Suradi. Tiga orang Asman Asset pengganti Manager GS Pusat, Timur dan Bekasi Ida Susanty, Sri Iswirdaningsih dan Tatry Canny. Satu orang Asman USAS DIVRE 2, Idris Sardi. Mereka ini akan menjadi Sekretaris P2K3 di masing-masing lokasi kerjanya. P2K3 singkatan dari Panita Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Aku hanya tim pendukung dari Infratel, gak perlu disebut mau jadi apa.

Nama pelatihannya Pelatihan Ahli K3, lanjutan dari SMK3 (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja), dengan instruktur dari Depnakertrans. Pelatihan ini program brevetisasi, dengan ujian yang hanya menyatakan salah satu dari dua hal: lulus/tidak lulus* *coret salah satu. Materi yang dihapal sebagian berupa undang-undang dan peraturan menteri. Permen beneran sih enak :P Peraturan Menteri juga enak, kalo nggak harus ditest hapal enggaknya. Sebagian lagi teknis dari perasan ilmu fisika, kimia, biologi dan psikologi beserta turunannya. Penyandang jabatan sekretaris P2K3 harus bersertifikat ‘lulus sebagai Ahli K3′ ini.

Aku nggak mau nyeritain kondisi akomodasinya. Terlalu pahit untuk diingat. Tapi tak apalah, anggaplah ini perjuangan demi sebuah brevet. Dan badge pengawas K3 warna emas yang bentuknya mirip badge LAPD yang muat di dompet. Aku akan makin narsis kayaknya. Kalo lulus :(

Ujian dan seminar yang sangat menentukan diselenggarakan dua hari pertama pada minggu depan. Mudah-mudahan aku masih bisa menikmati weekend, dengan beban hapalan selemari.

Pelatihan ini terdiri dari 120 jam pelajaran, terbagi 80 jam klasikal dan 40 jam test materi dan seminar (bikin makalah dan disajikan untuk dibantai rekan sendiri). Harusnya dilaksanakan selama 12 hari kerja, tapi bos pemberi tugas dan sponsor dana pelatihan nggak rela kami meninggalkan tugas kantor lama-lama, jadilah dimampatkan jadi 7 hari kerja. Itu pun semuanya terkoneksi ke portal dengan laptop dan wireless LAN untuk menuntaskan kerja kantor secara paralel. Kecuali aku. Walhasil pak Pungky Widiatmoko, mantan Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Tenaga Kerja yang menjadi instruktur pertama kami, menceramahi kami selama 30 menit penuh karena kami dianggap telah memperkosa rancangan kurikulum pelatihan yang beliau desain sendiri.

Tadinya kami agak bete dan sempat menganggapnya Post Power Syndrome hiks…. biasa lah belum kenal maka tak sayang.. Walaupun itu bukan kesalahan kami (sapa sih yang mau dikarbit kayak gini) tapi ya disabar-sabarin deh… sambil mencoba mengarahkan beliau supaya fokus ke materi *waks… sapa guru sapa murid sih*. Kesabaran kami menerimanya berakhir bahagia ketika mendapatkan limpahan ilmu bagaikan air bah, bahkan pada jam kritis mata kami tidak rela menutup takut kehilangan kata per kata. Menurutku pak Pungky adalah Master Yoda-nya Perlindungan Tenaga Kerja, dengan segala penampilan antiknya. Pada akhirnya karena kami aktif nanya-nanya, dan ini menandakan ketertarikan kami pada apa yang disampaikannya, beliau jadi luluh dan mulai menyukai kami, juga mendoakan kami lulus. Semoga ya pak.

Semenjak itu, jadilah kami romusha jaman modern. Jam 6.30 sudah harus mengisi energi untuk jam 07.00 s.d 22.30 malam, setiap hari. Untuk menghela stress, lama-lama akhirnya kami jadi guyonan terus. Tapi wajar nggak sih, kalo ngeliat foto-foto kecelakaan kerja kayak gambar orang mati dengan mata terbelalak, setengah badan pejret terhimpit kontainer masih juga ketawa-ketawa :O

Bu Wirda, Asman Asset Jakarta Timur yang sekamar ama aku, nyumbang cerita. Beliau cerita kemarin baru dapat kabar kalo hasil test daftar S2 bea perusahaannya gugur. Tapi kekecewaan itu terlewati dengan ikut serta dalam pelatihan SLTP (Supervisory Leadership Training Program) yang juga katanya diikuti mas Prio dan mas Paulus Wibowo. Aku cerita sama bu Wirda bahwa aku tahu kedua orang ini. Yang satu rekan juri Flexter Blogging *cieh… plok plok plok*, dan yang satu aku baru kenalan kemarin-kemarin, karena aku kan yang beli rumah mbak Titing, kakaknya mas Paulus, yang kujadikan rumah bambu itu. What a small small world!

Bu Wirda bilang, mungkin aku memang belum pantas lulus test S2 *sigh*, karena baru sampai level SLTP, dan sekarang baru pantas dilanjut dengan SMK3. Hihihi…

:P

Tidak ada komentar: